Kalau ungkapan tersebut keluar dari pria, biasanya tendensinya adalah, bahwa temannya yang pria, sedang mendapatkan musibah masalah cinta, dimana temannnya memberikan segala-galanya kepada sang wanita, tetapi pada akhirnya hanya sebagai korban permainan cinta sang wanita, atau kata gaulnya si wanita hanya PHP in si pria.
Pendek kata, mayoritas wanita yang ada di Indonesia pada saat ini, tampaknya kalau memilih pasangannya, menempatkan cinta pada nomor kedua setelah materi.
Dimana secara realitas, memang materi adalah kebutuhan hidup yang utama, dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, yang notabene, kebutuhan pokok setiap orang adalah relatif. Meskipun sebenarnya ada standar minimum, dimana orang dapat hidup sehat.
Dari pola pikir ini, jelas bahwa mayoritas wanita, sudah mengedepankan hitung-hitungan matematis ketimbang perasaannya sendiri, untuk mencintai dan dicintai.
Timbulah pola pikir dibawah sadar, atau yang meski mungkin masih dalam hati, atau benak banyak orang, bahwa cinta dapat dibeli.
Hal itu wajar, karena dalam kehidupan nyata sehari-hari, seorang pria yang memakai kendaraan mobil, secara ceteris paribus akan lebih mudah mendapatkan wanita ketimbang yang memakai motor.
Di lain pihak, pria yang memiliki materi relatif berlebih, merasa dia harus memilih wanita yang benar-benar tulus.
Pola interaksi inilah, yang tidak jarang melahirkan pria-pria playboy. Karena pria, mungkin menginginkan wanita yang benar-benar ingin mengedepankan cintanya, ketimbang kepentingan untuk memanfaatkan materi yang ia miliki.
Kalau wanita kita tempatkan sebagai individu yang tidak bersalah, karena ingin mendapatkan yang terbaik bagi dirinya. Di sisi lain, kita pun harus menempatkan sang pria yang ingin mendapatkan yang terbaik bagi dirinya.
Foto : Istimewa
Twitter : @Pasutri - Instagram : @xpasutri - Tik tok : @pasangansuamiistri - www.pasutri.web.id
Labels:
Susu Kaleng
Thanks for reading Susu Kaleng 6.1 : Makan tuh Cinta. Please share...!
0 Komentar untuk "Susu Kaleng 6.1 : Makan tuh Cinta"