6/10/2022

Susu Kaleng 3.1 : Susu Kaleng dan Baby Siter

Jakarta (Pasutri) - Dengan berbagai kondisi dan alasan, dahulu sulit bagi ibu-ibu untuk menyusui anaknya, kalau tidak di rumah. 

Dengan kemajuan teknologi, munculnya "Susu Kaleng", apakah memang direncanakan, atau sebagai hasil produk kemajuan teknologi. Yang pasti, membawa dampak pada perubahan pola hubungan anak dengan ibunya.

Kalau dahulu, ibu dengan anak memiliki komunikasi perasaan tersendiri, ketika menyusui anaknya. Dengan komunikasi kontak badan tersebut, timbulah kedekatan yang lebih tinggi. 

Sebaliknya, rasa aman yang ditimbulkan dan diterima anak yang sedang disusui ASI oleh ibunya sangat beda, jika dibandingkan dengan rasa aman yang ditimbulkan dan diterima oleh anak yang mendapat susu kaleng.

Duduk dibalik kursi emansipasi, wanita ingin disetarakan oleh pria dari segi mobilitas. Dimana pria diuntungkan, karena tidak memiliki kapabilitas untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.

Di lain pihak, dengan adanya baby sitter yang sudah terdidik untuk mengasuh anak, bahkan mungkin dapat melebihi pengetahuan ibu kandungnya sendiri dalam mengasuh anaknya.

Positif terlihatnya, karena anak akan diasuh secara profesional. Harapannya, anak akan tumbuh dengan sehat jasmaninya. Mengapa sehat jasmaninya saja, bukankah makna sehat adalah harus sehat jasmani dan rohani.

Apakah kedekatan komunikasi bayi dan ibunya itu dapat digantikan dengan hal lain.

Sehat rohani yang berhubungan dengan kasih sayang, ini tentunya masih untung-untungan. 

Jawaban singkatnya, apakah kita dapat membeli perasaan seorang baby sitter, untuk dapat menyayangi dan mencintai anak kita secara tulus, seperti kita orang tuanya.

Keterangan di atas, mungkin tidak mungkin untuk dijadikan bahan perbandingan; kalau bicara kasih sayang, jangankan baby sitter, ibu kandung saja - dengan melihat kasus-kasus yang timbul di masyarakat; banyak yang menyiksa anaknya sendiri.

Kalau jawabannya seperti itu, mungkin wanitalah yang lebih berhak menjawab untuk meluruskannya.

Dari gambaran di atas, singkat kata, pria tetap pada pisisinya bekerja, dahulu "Mencari Makan", dan kini "Mencari Nafkah", tetapi wanita dengan akselerasi yang cepat, dapat mengurangi tugas-tugas kerumah tanggaannya, bahkan tugas yang paling esensial untuk mengasuh dan memberikan rasa aman dan kasih sayang sekalipun, akan dimulai dengan hal yang serba instan.

Foto : Istimewa
Terus Membaca
Twitter : @Pasutri
Instagram : @igpasutri
www.pasutri.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Us

Recent

Copyright 2021 © Pasutri - Couple All Right Reserved