Cewe Matre kita nggak setuju, begitu pula "Cowo Matre", demi kesetaraan gender tidak ada kata "apalagi .... "
Tetapi mengingat banyaknya hubungan yang didasari oleh materi, yang pada awalnya harus kita akui memang dimulai oleh wanita, tetapi setelah adanya kesetaraan gender, hal ini pun pindah ke seberangnya, alias pria pun dapat memposisikan pada posisi yang dulu dimonopoli oleh wanita.
Predikat "Cowo Matre" mungkin sudah tidak asing bagi sebagian besar orang yang tinggal di kota besar. Tetapi yang masih belum sama, adalah:
Kalau Cewe Matre, ketika ia menikahi korbannya (baca: pria pacarnya), ia tetap dapat menempatkan diri sebagai orang yang memanfaatkan pria tersebut.
Sebaliknya, ketika "Cowo Matre", menikahi korbannya (baca: wanita pacarnya), setelah menikah sang pria tetap harus menjadi "Kepala Rumah Tangga", alias "Pencari Nafkah", meskipun mungkin kerja di perusahaan milik ayah istrinya.
Tetapi tetap saja, sang pria tidak bisa, atau masih diopinikan atau diposisilan sebagai hal yang tidak lazim, jika ia yang diam di rumah, sementara istrinya yang bekerja sebagai "Pencari Nafkah".
Banyak sebutan untuk "Cowo Matre", yang tidak pernah dilontarkan kepada "Cewe Matre", antara lain : Tidak Mandiri, Tidak Bertanggung Jawab, dlsb.
Jadi artinya, kemandirian dan tanggung jawab menafkahi adalah hal yang harus dimiliki pria, sementara wanita dapat terus bergantung.
Semestinya, kalau kita setuju benar-benar setara, maka, sang pria dapat memposisikan atau diposisikan sebagai Wakil Kepala Rumah Tangga.
Tetapi dengan adanya Cowo Matre, mungkin hal ini sebuah awal dari kesetaraan yang benar-benar setara.
Foto : Istimewa
Twitter : @Pasutri - Instagram : @xpasutri - Tik tok : @pasangansuamiistri - www.pasutri.web.id
Labels:
Susu Kaleng
Thanks for reading Susu Kaleng 6.3 : Cewe dan Cowo Matre. Please share...!
0 Komentar untuk "Susu Kaleng 6.3 : Cewe dan Cowo Matre"